Archive for Februari 2014
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas rapi dalam plastik.
Roti pada awalnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di daerah barat (Eropa). Namun saat ini roti sudah menjadi bagian dari konsumsi masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Roti merupakan sumber karbohidrat yang terbuat dari bahan terigu, pengembang/ yeast, lemak, gula dan garam telah ada sejak ribuan tahun lalu. Cikal bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno. Namun pada zaman tersebut roti masih dibuat dengan cara yang sederhana sehingga bentuk dan rasanya tentu berbeda dengan roti saat ini. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya, terutama di Benua Eropa. Pada saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita temukan saat ini, begitu juga dengan bentuk dan variasinya.
Reaksi Kimia Yang Terlibat Dalam Proses Pembuatan Roti
Dalam pembuatan roti, ada tiga bahan utama yang berperan dalam reaksi kimia pada pembuatan roti, yaitu Tepung, Air, dan Ragi.
Reaksi Tepung dengan Air
Tepung yang merupakan bahan utama pembuatan roti akan bereaksi ketika ditambahkan air. Tepung yang merupakan pati atau amilum (C6H10O5) akan bereaksi dengan air (H2O) membentuk glukosa (C6H12O6). Berikut persamaan reaksinya:
(C6H10O5)n + n H2O
→ n C6H12O6
Glukosa hasil reaksi ini akan direaksikan lagi oleh Ragi.
Reaksi Glukosa dengan Ragi
Glukosa hasil reaksi tepung dan air kemudian direaksikan kembali oleh Ragi mereaksikan glukosa menjadi etanol dan gas karondioksida. Berikut persamaan reaksinya:
C6H12O6 → 2 C2H5OH
+ 2 CO2
Gas Karbondioksida hasil reaksi ini yang menyebabkan roti memiliki pori-pori udara dan guten dari tepung terigu yang menyatukan gelembung-gelembung udara tersebut sehingga roti terbentuk. Dalam hal ini, roti merupakan sistem koloid yaitu buih padat.
Koloid
adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
campuran kasar. Meskipun secara makrokopis koloid tampak homogen, tetapi koloid
digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pada umumnya bersifat
stabil dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel koloid terletak antara 1 nm –
100 nm. Sistem koloid terdiri atas terdispersi dengan ukuran tertentu dalam
medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
dispersi.
Cara Membuat Roti
a.
Alat
dan Bahan
Alat
o
Baskom
o
Oven
o
Loyang
o
Pengaduk adonan
Bahan
o Tepung
terigu 1 kg
o
Ragi instan (fermipan) 2 sendok teh
o
Mentega putih 70 gr
o
Telur 2 butir
o
Susu bubuk 50 gr
o
Gula 300 gr
o
Garam 15 gr
o
Air secukupnya
b.
Langkah
Kerja
1. Mencampurkan
tepung terigu, susu bubuk, ragi instan (fermipan), gula, dan garam ke dalam
baskom.
2. Menambahkan
telur ke campuran tepung, kemudian mengaduknya hingga rata.
3. Menambahkan
air ke dalam adonan, kemudian mencampurkannya hingga kalis.
4. Memasukkan
mentega putih ke dalam adonan dan terus mencampurnya hingga kalis.
5. Mendiamkan
adonan yang sudah kalis selama 30-45 menit dengan menutupnya dengan plastic
atau lap basah hingga mengembang.
6. Membentuk
adonan dan meletakannya diatas
loyang yang sudah diolesi mentega.
7. Memasukkan adonan ke dalam oven selama 20 menit.
8. Roti siap disajikan.